RANDOM POST

SINGKONG GAJAH BERJUANG

SINGKONG GAJAH BERJUANG

Oleh:  Prof. Dr. Ristono, M.S

Singkong Gajah penemuan Prof.  Dr. Ristono, M.S mulai disosialisasikan tahun 2008 merupakan hasil penelitiannya yang dimulai tahun 1992.  Sekarang yaitu Agustus 2013 penyebaran benih telah mencapai hampir seluruh wilayah Indonesia.  Dan tidak menutup kemungkinan bibit telah ditanam di mancanegara. 

Apa yang diperjuangkannya?

Singkong Gajah dari Provinsi Kalimatan Timur telah dicoba ditanam di berbagai jenis tanah dari tanah marginal yang tandus hingga yang subur dan dari tanah terbuka hingga tanah yang ternaungi. Tempat penanaman bukan hanya di wilayah Pulau Kalimantan  namun juga telah dicoba di Pulau Sumatera, Jawa, Pulau Sulawesi, Pulau Halmahera, dan Pulau Papua. Ketinggian lahan dicoba hingga 1.500 meter di atas permukaan air laut untuk tanaman ini masih berproduksi dengan baik.  Sedangkan bibit yang ditanam yang murni dari penemunya dengan diameter 0,5 cm hingga 3,5 cm dan panjang benih dari 5 cm hingga 50 cm. Hasil penanaman tersebut membuat penulis semakin bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berlandaskan Iman dan Taqwa penulis yakin  tanaman ini menunjukkan kualitas  dan kuantitas yang layak menjadi obyek untuk diperjuangkan dalam lingkup kemanusiaan khususnya perbaikan ekonomi kerakyatan dan lingkungan hidup.

Tanaman ini hadir menjadi sumber usaha tani monokultur atau tumpangsari karena tanaman ini layak dibudidayakan oleh petani bersamaan dengan pengembangan tanaman lainnya. Bahkan pengembangan secara terpadu dengan bidang peternakan dan perikanan. Daun dan umbinya bermanfaat sebagai sumber pangan dan gizi bagi manusia,  ternak, dan ikan.  Ia berpotensi untuk ketahanan pangan dan biofuel.  Produk hilir untuk makanan, pakan dan pupuk membuka lapangan industri yang multidimensi sehingga ia juga berpeluang untuk pengembanan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 

Sejak Januari 2013, walau dalam keadaan sakit stroke, penulis melanjutkan penelitiannya tentang kayu dari Singkong Gajah ini.  Hasilnya lebih lanjut diserahkan kepada rekannya yang Guru Besar di bidang perkayuan.  Untuk perbaikan lingkungan hidup penulis menggandeng Guru Besar dari Universitas Mulawarman.

Nilai ekonomi dan ekologi tanaman ini secara menyeluruh berasal dari daun, batang dan akarnya menopang pendapatan perorangan, keluarga, dan negara. Manfaat bagi lingkungan hidup cukup besar karena mampu ikut serta mengendalikan kadar CO2 di udara karena tanaman ini dalam masa pertumbuhan memiliki riap yang tinggi pada hijauannya. Keteraturan penanamannya menghasilkan keindahan tersendiri menumbuhkan estetika yang menyehatkan rohani bagi yang menikmatinya. Kemampuan tumbuh di lahan tandus hingga pada lahan yang subur di dataran rendah hingga dataran tinggi, tanaman ini tahan terhadap kekeringan menjadikan dirinya mampu berperan sebagai tumbuhan penyangga kelestarian alam.  Tidak diragukan lagi bahwa tanaman yang ramah lingkungan ini mampu menjadi tanaman basis dan tanaman pionir pada lahan-lahan kritis atau lahan marjinal termasuk untuk reklamasi lahan pada hutan-hutan yang telah rusak maupun untuk reklamasi lahan bekas tambang batubara.  Bahkan tanaman ini digunakan oleh penemunya sebagai indikator dari kesuburan tanah.

Problema peningkatan jumlah penduduk dan ketahanan pangan di dunia ini akan dapat diatasi dengan Singkong Gajah yang dikelola dengan teknologi dari tingkat tradisional hingga moderen. Pola makan penduduk dunia harus diarahkan kepada perubahan yang dimulai pola konsumsi makanan campuran khususnya menghindari ketergantungan pada jenis bahan makanan seperti beras, gandum, dan jagung yang dapat digantikan atau disubstitusi dengan bahan baku produk tanaman ini. Hal ini berarti bahwa pengembangan industrialisasi berbahan baku singkong dikembangkan lebih serius dimulai untuk ketahanan pangan penduduk manusia. Oleh karena itu tanaman ini menjadi komoditas yang berpeluang dan prospektif untuk dikembangkan dengan pendekatan agroindustri dan agribisnis.  Singkong Gajah mengadung beberapa Vitamin penting untuk kesehatan lebih-lebih zat karsinogeen untuk melawan kanker.

Sebagai bahan baku bahan bakar, Singkong Gajah di masa mendatang akan menjadi pengganti atau pendamping Minyak dan Gas Bumi (MIGAS). Hal ini memungkinkan memberikan solusi bagi kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang selalu menjadi masalah manusia bumi sehari-hari yang tidak berkesudahan.  Pengembangan BBM alternatif ini dapat menambah  pengetahuan dan wawasan khususnya di bidang teknologi dan industri.  Perjuangan penulis menuju realisasi terwujudnya regulasi dan perundangan mengenai Bioetanol berpihak pada ”rakyat kecil” di mana pelaku bisnis ini bukan dikuasai oleh ”konglomerasi”.

Sehubungan dengan masalah kemanusiaan di mana bencana alam dan bahkan bencana kelaparan maupun kelangkaan bahan bakar selalu terjadi dan semakin menghantui semua bangsa di dunia ini, maka harapan penulis agar Singkong Gajah sebagai salah satu solusinya.

Permasalahnannya, kapan Singkong Gajah sampai dikenal dunia. Bagaimana manusia bisa memanfaatkan tanaman yang unik ini.  Informasi penyebaran dan dapaknya cukup memuaskan, karena telah mendorong ilmuwan muda ikut serta meneliti dan mengembangkannya.  Terbukti batang kayunya diteliti karena bernilai ekonomi kreatif.

Untuk sementara kekhasan Singkong Gajah sebagai Sweet Cassava telah menunjukkan produktivitas yang tinggi  dan kualitasnya dengan rasanya yang enak. Penelitian Singkong Gajah terus dilanjutkan dengan mengundang para ahli di bidangnya.   Penulis selalu berdoa agar penghargaan di bidang penelitian dan penemuan di Indonesia semakin dihargai.  Sedangkan produktivitas umbinya mencapai 100 Ton per Ha sekali panen per tahun, umur panen 1 tahun.

Terpikirkan untuk ”menggantikan keju dengan singkong” seperti adanya lagu ”Anak Singkong” yang ditenarkan oleh penyanyi almarhum Ari Wibowo. Perjuangan Singkong Gajah  menyadur syair dari lagu karya Koes Plus yang berjudul ”Kolam Susu” di mana ”tongkat kayu jadi tanaman”, wujud nyatanya adalah Ubi Kayu itu. Dengan demikian, perjuangan Singkong Gajah untuk membantu percepatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menjadi Adil dan Makmur penuh dengan ”susu” mendekati kenyataanya.

Melalui tulisan ini diharapkan pembaca lebih mengenal dan memahami mengenai Singkong Gajah, sehingga membantu pengembangan dan peningkatan teknologi pangan serta teknologi kayunya untuk peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat.  Dengan semangat gotong-royong yang merupakan makna hakiki dari  Pancasila dasar dari negara kita.

Semoga tulisan ini dapat memberikan sumbangsih bagi perjuangan  penyelamatan manusia di Bumi yang satu ini, khususnya dari kelangkaan pangan, kayu dan bahan bakar.  Tak ada gading yang tak retak, saran dan kritik ke arah perbaikan senantiasa kami terima dengan tangan terbuka dan ucapan terima kasih.


   Samarinda 20 Agustus 2013


Prof. Dr. Ristono, M.S



SHARE ON:

Hello guys, I'm Tien Tran, a freelance web designer and Wordpress nerd. Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam, eaque ipsa quae.

    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar